Kamis, 05 Desember 2013

TUGAS PERKEMBANGAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR

A.      TUGAS PERKEMBANGAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR
Periode usia antara 6-12 tahun merupakan masa peralihan dari pra-sekolah ke masa Sekolah Dasar (SD). Masa ini juga dikenal dengan masa peralihan dari kanak-kanak awal ke masa kanak-kanak akhir sampai menjelang masa pra-pubertas.  Pada umumnya setelah mencapai usia 6 tahun perkembangan jasmani dan rohani anak telah semakin sempurna. Pertumbuhan fisik berkembang pesat dan kondisi kesehatannyapun semakin baik, artinya anak menjadi lebih tahan terhadap berbagai situasi yang dapat menyebabkan terganggunya kesehatan mereka.
Ciri-ciri pada masa kelas-kelas rendah(6/7 – 9/10 tahun) :
1.         Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan prestasi.
2.         Sikap tunduk kepada peraturan-peraturan permainan tradisional.
3.         Adanya kecenderungan memuji diri sendiri.
4.         Membandingkan dirinya dengan anak yang lain.
5.         Apabila tidak dapat menyelesaikan suatu soal, maka soal itu dianggap tidak penting.
6.         Pada masa ini (terutama usia 6 – 8 tahun) anak menghendaki nilai angka rapor yang baik, tanpa mengingat apakah prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau tidak.
Ciri-ciri pada masa kelas-kelas tinggi (9/10-12/13 tahun) :
1.         Minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret.
2.         Sangat realistik, rasa ingin tahu dan ingin belajar.
3.         Menjelang akhir masa ini telah ada minat kepada hal-hal atau mata pelajaran khusus sebagai mulai menonjolnya bakat-bakat khusus.
4.         Sampai usia 11 tahun anak membutuhkan guru atau orang dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugas dan memenuhi keinginannya. Selepas usia ini pada umumnya anak menghadapi tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha untuk menyelesaikannya.
5.         Pada masa ini anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran tepat mengenai prestasi sekolahnya.
6.         Gemar membentuk kelompok sebaya untuk bermain bersama. Dalam permainan itu mereka tidak terikat lagi dengan aturan permainan tradisional (yang sudah ada), mereka membuat peraturan sendiri.

Dengan kita mengetahui tugas perkembangan anak sesuai dengan usianya maka sebagai orangtua dapat memenuhi kebutuhan apa yang diperlukan dalam setiap perkembangannya agar tidak terjadi penyimpangan perilaku.
Tugas perkembangan merupakan suatu tugas yang muncul pada periode tertentu dalam rentang kehidupan individu, yang apabila tugas itu dapat berhasil dituntaskan akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan dalam menuntaskan tugas berikutnya, sementara apabila gagal maka akan menyebabkan ketidakbahagiaan pada diri individu yang bersangkutan, menimbulkan penolakan masyarakat dan kesulitan dalam menuntaskan tugas berikutnya (Yusuf 1992:3).
Tugas perkembangan atau development tasks menurut  Havighurst adalah “tugas – tugas yang harus dipecahkan dan diselesaikan oleh setiap individu pada setiap periode perkembangannya agar supaya individu menjadi berbahagia”.
Munculnya tugas-tugas perkembangan, bersumber pada faktor-faktor berikut:
1.         Kematangan fisik, misalnya (a) belajar berjalan karena kematangan otot-otot kaki ; (b) belajar bertingkah laku, bergaul dengan jenis kelamin yang berbeda pada masa remaja karena kematangan organ-organ seksual.
2.         Tuntutan masyarakat secara kultural, misalnya (a) belaar membaca, (b) belajar menulis (c) belajar berhitung, (d) belajar berorganisasi.
3.         Tuntutan dari dororngan dan cita-cita individu sendiri, misalnya (a) memilih pekerjaan (b) memilih teman hidup.
4.         Tuntutan norma agama, misalnya (a) taat beribadah kepada Allah SWT, (b) berbuat pada sesama manusia.

Selain itu ada Faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan manusia, faktor – faktor itu antara lain:
1.         Faktor tuntutan kebudayaan yang berbentuk kekuatan, norma hidup, harapan serta nilai – nilai ideal pada kehidupan individu yang sedang berkembang.
2.         Kematangan fisik, merupakan salah satu faktor penentu munculnya tugas – tugas perkembangan pada periode usia – usia tertentu, di samping kondisi kesehatan dan kecacatan.
3.         Kepribadian seseorang, antara lain intelegensi, minat, sikap, kecenderungan sosial emosional, sifat dan karakter.

Tujuan mempelajari tugas perkembangan ialah:
1.         Mendapatkan petunjuk bagi individu untuk mengetahui apa yang diharapkan masyarakat dari mereka pada periode usia – usia tertentu
2.         Memberikan motivasi kepada individu untuk melakukan apa yang diharapkan dari mereka oleh kelompok social pada usia tertentu sepanjang kehidupannya.
3.         Menunjukkan kepada individu tentang apa yang akan dihadapi dan tindakan apa yang diharapkan kalau sampai pada tingkat perkembangan berikutnya

Setelah mengetahui tujuan dan faktor perkembangan. Berikut akan dijelaskan mengenai karakteristik perkembangan pada periode anak usia Sekolah Dasar, yakni antara lain:
1.         Dorongan untuk ke luar dari rumah dan masuk ke dalam kelompok anak – anak sebaya.
2.         Dorongan yang bersifat kejasmanian untuk memasuki dunia permainan anak yang menuntut  keterampilan tertentu.
3.         Dorongan untuk memasuki dunia orang dewasa yang yaitu dunia konsep – konsep logika, simbol dan komunikasi, serta kegiatan mental lainnya.

Menurut Havighurst (dalam Hurlock, 1980) tugas perkembangan masa kanak-kanak akhir dan anak sekolah ( umur 6 -12 tahun) yaitu:
1.         Belajar memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan permainan
Pada periode ini pertumbuhan otot dan tulang berlangsung secara cepat, anak belajar menggunakan otot-ototnya untuk mempelajari berbagai keterampilan, oelh karena itu, kebutuhan untuk beraktivitas dan bermain sangatlah tinggi. Anak laki-lakai aktivitasnya lebih tinggi jika dibandingkan dengan anak wanita. Baik laki-laki dan wanita senang bermain dalam kelompok. Makin tinggi kelas anak (usia) makin jelas ciri kahs permainan mereka. Implikasinya terhadap sekolah adalah: bahwa sekolah berkewajiban untuk membantu anak mencapai tugas perkembangan ini secara optimal. Untuk itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh pendidik untuk mengoptimalkan pencapaian tugas.
(a)      Merencanakan dengan serius pemberian kesempatan-kesempatan kepada anak untuk melakukan aktivitas-aktivitas fisik atau bermain.
(b)     Dalam belajar membatasi gerakan-gerakan anak secara ketat tidaklah pantas dibandingkan tuntutan tugas perkembangan mereka.
(c)      Usaha yang dan seirus dalam menanggulangi gangguan perkembangan fisik anak sangat diharapkan dari sekolah anak-anak yang sakit harus diobati aats prakarsa sekolah.
2.         Belajar membentuk sikap positif, yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk    biologis (dapat merawat kebersihan dan kesehatan diri)
Anak hendaknya mampu mengembangkan kebiasaan untuk hidup sehat dan melakukan berbagai kebiasaan untuk memelihara keselamatan, kesehatan, dan kebersihan diri.
3.         Belajar bergaul dengan teman sebayanya
Anak hendaknya telah mampu membina keakraban dengan orang lain diluar lingkungan keluarga.

4.         Belajar memainkan peranan sesuai dengan jenis kelaminnya
Pada usia 9 dan 10 tahun anak mulai menyadari peranan sesuai dengan jenis kelaminnya. Anak wanita menampilkan tingkah lakunya sesuai dengan yang diharapkan masyarakat sebagai wanita, demikian juga halnya anak pria.
5.         Belajar ketrampilan dasar dalam membaca, menulis dan berhitung
Karena perkembangan intelektual dan biologis sudah matang untuk bersekolah, maka anak telah mampu belajar di sekolah, anak dapat belajar membaca, menulis, dan berhitung karena kemampuan berfikirnya yang memungkunkan memahami konsep-konsep dan simbol-simbol.
6.         Belajar mengembangkan konsep (agama, ilmu pengetahuan, adat istiadat) sehari-hari.
Pada periode ini anak hendaknya mempunyai berbagai konsep yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Inti dari tugas perkembangan saat ini adalah mengenal konsep-konsep untuk memudahkannya dalam memahami tentang pekerjaan sehari-hari, kemasyarakatn, kewarganegaraan, dan masalah yang menyangkut sosial.
7.         Belajar mengembangkan kata hati (pemahaman tentang benar-salah, baik-buruk)
Pada periode sekolah dasar anak hendaknya dapat mengontrol tingkah laku sesuai dengan nilai dan moral yang berlaku, kecintaan terhadap nilai dan moral hendaknya dikembangkan dengan sebaik-baiknya.
8.         Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi (bersikap mandiri)
Tugas perkembangan pada masa ini adalah untuk membentuk pribadi yang otonom, tanpa tergantung pada orang lain dalam mengambil keputusan yang meyangkut dirinya, maupun peristiwa lain dalam kehidupannya.
9.         Belajar mengembangkan sikap positif  kehidupan sosial.
Anak mampu belajar untuk menyadari keanggotaannya sebagi masyarakat sekolah, anak harus belajr mematuhi aturan-aturan sekolah dan mampu menyeimbangkan antara keinginannya untuk melakukan kebebasan dengan kepatuhan terhadap kekuasaan orang tua, guru, maupun orang dewasa lainnya.
10.     Mengenal dan mengamalkan ajaran agama sehari-hari.

Sedangkan menurut kajian Psikologi tugas perkembangan anak usia sekolah dasar meliputi
a.         Perkembangan kognitif
1.        Pengurutan,mampu untuk mengurutan objek menurut ukuran, bentuk, atau ciri lainnya.
2.        Klasifikasi,mampu untuk memberi nama dan mengidentifikasi benda
3.        Decentering,mempertimbangkan beberapa aspek untuk memecahkan masalah.
4.        Reversibility, memahami bahwa jumlah atau benda-benda dapat diubah, kemudian kembali ke keadaan awal.
5.        Konservasi,memahami bahwa kuantitas, panjang, atau jumlah benda-benda adalah tidak berhubungan dengan pengaturan atau tampilan dari objek atau benda-benda tersebut.
6.        Penghilangan sifat Egosentrisme—kemampuan untuk melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain

b.        Perkembangan Moral
1.        (Usia 6 sampai 9 tahun) menempati posisi apa untungnya buat saya, perilaku yang benar didefinisikan dengan apa yang paling diminatinya. Penalaran tahap dua kurang menunjukkan perhatian pada kebutuhan orang lain, hanya sampai tahap bila kebutuhan itu juga berpengaruh terhadap kebutuhannya sendiri.  semua tindakan dilakukan untuk melayani kebutuhan diri sendiri saja.
2.        (Usia 9 – 12 tahun)seseorang memasuki masyarakat dan memiliki peran sosial. Individu mau menerima persetujuan atau ketidaksetujuan dari orang-orang lain karena hal tersebut merefleksikan persetujuan masyarakat terhadap peran yang dimilikinya. Mereka mencoba menjadi seorang anak baik untuk memenuhi harapan tersebut, karena telah mengetahui ada gunanya melakukan hal tersebut. Penalaran tahap tiga menilai moralitas dari suatu tindakan dengan mengevaluasi konsekuensinya dalam bentuk hubungan interpersonal, yang mulai menyertakan hal seperti rasa hormat, rasa terimakasih, dan golden rule.
c.         Perkembangan mental emosional dan social anak usia sekolah dasar tugas perkembangannya yaitu
1.        Melalui interaksi sosial, anak-anak mulai mengembangkan rasa bangga dalam prestasi dan bangga pada kemampuan mereka.
2.        Anak-anak yang didorong dan dipuji oleh orang tua dan guru mengembangkan perasaan kompetensi dan kepercayaan keterampilan mereka. Mereka yang menerima sedikit atau tidak ada dorongan dari orangtua, guru, akan meragukan kemampuan mereka untuk menjadi sukses.                                           
3.        Mereka yang layak menerima dorongan dan penguatan melalui eksplorasi pribadi akan muncul dari tahap ini dengan perasaan yang kuat tentang diri dan rasa kemerdekaan dan kontrol. Mereka yang tetap yakin dengan keyakinan dan keinginan mereka akan tidak aman dan bingung tentang diri mereka sendiri dan masa depan.

d.        Perkembangan Psikomotor anak usia sekolah dasar pada perkembangannya mencakup
1.        Mampu melompat dan menari
2.        Menggambarkan orang yang terdiri dari kepala, lengan dan badan
3.        Dapat menghitung jari – jarinya
4.        Mendengar dan mengulang hal – hal penting dan mampu bercerita
5.        Mempunyai minat terhadap kata-kata baru beserta artinya
6.        Memprotes bila dilarang apa yang menjadi keinginannya
7.        Mampu membedakan besar dan kecil
8.        Ketangkasan meningkat
9.        Melompat tali
10.    Bermain sepeda
11.    Mengetahui kanan dan kiri
12.    Mungkin bertindak menentang dan tidak sopan
13.    Mampu menguraikan objek-objek dengan gambar

Kegagalan mencapai tugas-tugas perkembangan ini akan melahirkan perilaku yang menyimpang (delinquency). Penyimpangan yang terjadi pada anak yang berusia sekolah dasar antara lain;
1.      Suka membolos dari sekolah
2.      Malas belajar
3.      Keras kepala

Dengan mengetahui tugas perkembangan anak diatas maka peran orang tua sangat dibutuhkan. Dimana dalam mengasuh anak untuk tumbuh dengan maksimal, sempurna dan seimbang butuh pengasuhan ayah dan ibu. Sehingga dapat tercipta keseimbangan antara otak kanan-kiri anak. Sebab setiap anak itu memiliki kepribadian dan karakter yang berbeda-beda. Berikanlah rasa nyaman pada buah hati hingga hormone untuk mendukung pertumbuhannya diproduksi secara maksimal.  Maka dari itu anak usia diatas 6 tahun otak kirinya mulai berkembang, mulai berfikir logis serta lingkungan memberikan pengaruh 30 persen dan orang tua 70 persen. Oleh sebab itu dalam usia ini orang tua dituntut menjadi motivator.

B.       PRAKTEK PENDIDIKAN YANG DIPERLUKAN DALAM MELAYANI TUGAS PERKEMBANGAN ANAK
Pendidikan merupakan pengaruh yang diberikan oleh orang dewasa terhadap orang yang belum dewasa, dalam hal ini adalah pendidikan yang diberikan oleh guru terhadap anak dalam rangka membantu perkembangannya.
Oleh sebab itu pendidikan harus diberikan kepada anak (Mudhayardlo, 1992:23). Sebagaimana yang telah dibicarakan sebelumnya bahwa anak tanpa bantuan dari orang lain/guru tidak akan bisa berkembang atau menjadi dewasa sendiri. Oleh sebba itu keberadaan orang tua aatu guru di sekolah dalam membantu tugas perkembangan anak sangat menentukan.
Tugas perkembangan anak SD meliputi beberapa hal yaitu pembelajaran fisik dimana anak sangat aktif sekali melakukan kegiatan-kegiatan fisik yang memacu daya kerja otot dan tenaga untuk melakukan suatu aktivitas ,hal ini dilakukan untuk mengembangkan kreativitas yang anak miliki,karena basic anak pada usia SD sangat senang sekali bermain. Anak memiliki karakter untuk mencoba hal-hal baru dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.
Untuk membangun keutuhan sikap terhadap diri sendiri dalam hal ini selain peran serta dari pihak sekolah .peran orang tua juga ikut berpengaruh karena berkembangnya anak didik dimulai dari lingkungan keluarga,sehingga peran sekolah hanyalah sebagai jembatan untuk memberikan bimbingan dan memberikan teguran apabila siswa melakukan suatu pelanggaran. Setiap lingkungan dimana anak bersosialisasi maka akan berpengaruh juga terhadap pembentukan keutuhan anak segabai organisme yang tumbuh.
Anak didik bisa berkembang daya kreatifitasnya apabila mereka sering bergaul dan berkelompok dengan teman sebayanya,mereka dapat memahami mengerti satu sama lain sekaligus sebagai sarana untuk sosialisasi.Dalam bersosialisasi tidak membedakan jenis kelamin antara wanita dan pria. Mereka semua sama yang membedakan hanyalah pertumbuhan fisiknya.
Untuk meningkatkan prestasi dan intelektual anak ,anak didik berlatih untuk mengembangkan ketrampilan dasar membaca,menulis,dan berhitung dengan . Karena hal yang paling dasar tersebut akan mempengaruhi kinerja anak saat mendapatkan materi pembelajaran di sekolah.Seorang anak apabila salah satu dari ketrampilan dasar tidak terpenuhi maka proses pembelajaran akan terhambat.Saat anak memasuki bangku sekolah dasar mereka memperoleh konsep baru yang di dapat dari lingkungan. Sehingga anak merasakan pengetahuaanya bertambah. Dari konsep baru inilah anak mulai berkembang pola berfikirnya.Dalam pengembangan pola berfikir anak juga harus mengembangkan kata hati,moral,dan nilai-nilai. Nilai dan moral merupakan tolak ukur sang anak dalam berperilaku .  \Sekolah memiliki peran penting dalam hal memberikan bimbingan kepada anak didik untuk memperbaiki sikap dan perilaku yang baik dalam proses pembelajaran sehingga anak dapat mencapai suatu kemandirian. Selain dari guru dan anak didik,penyelenggaraan pendidikan harus disertai juga fasilitas,sarana prasarana ,standar penilaian yang sudah di atur dalam peraturan perundang-undangan dan permendiknas.
Orang tua harus dapat melayani tugas perkembangan anak dengan sebaik-baiknya, misalnya menanamkan kebiasaan untuk bangun pagi, shalat, makan pada waktunya. Contoh-contih yang baik, kebiasaan belajar, bermain, istirahat. Sebagai orang tua perlu memberikan aturan-aturan yang sesuai dengan norma dan adat istiadat yang berlaku untuk masing-masing lingkungan.
Demikian juga dengan guru di sekolah menanamkan hidup bersih dan teratur, menciptakan lingkungan yang menunjang, kebiasaan dan disiplin yang tinggi, memberikan tanggung jawab terhadap semua anak, membina kerjasama yang baik, tenggang rasa, percaya diri, melalui model-model dan lain-lain. Kepada anak diberikan fasilitas dan kesempatan yang cukup dalam memberdayakan alat-alat yang ada di seklah, dibawah pengawasan dan bimbingan guru. Guru harus dapat membina kerja sama yang baik dengan orang tua, masyarakat dan semua orang-orang yang terlibat dalam kelancaran pendidikan di sekolah.
Selain itu, seorang guru harus dapat menerapkan metode pengajaran yang sesuai dengan keadaan siswanya, maka sangat penting bagi seorang pendidik mengetahui karakteristik siswanya. Selain karakteristik yang perlu diperhatikan juga adalah kebutuhan peserta didik. pemahaman terhadap karakteristik peserta didik dan tugas-tugas perkembangan anak SD dapat dijadikan titik awal untuk menentukan tujuan pendidikan di SD, dan untuk menentukan waktu yang tepat dalam memberikan pendidikan sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak itu sendiri. Secara ideal, dalam rangka pencapaian perkembangan diri siswa, sekolah dan guru seyogiyanya dapat menyediakan dan memenuhi berbagai kebutuhan siswanya dalam rangka pencapaian perkembangan diri siswa.
Baik orang tua maupun guru dalam rangka melayani tugas perkembangan jangan bersikap otoriter, karena tipe yang demikian akan menghambat tugas perkembangan anak. Setiap kegiatan anak dapat diajak untuk bekerja sama dan bermusyawarah, dengan sikap yang demikian sangat menentukan keberhasilan anak.

  
DAFTAR RUJUKAN

Drs. Rachman, dkk. 1998. Perkembangan dan Belajar Peserta Didik. Jakarta : Depdikbud
Murdyarharjo, dkk. 1992. Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta

Uipayitno. 1991. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Depdikbud

1 komentar: