A. Pengertian Diagnosis Kesulitan
Belajar
Ada beberapa pendapat mengenai
pengertian kesulitan belajar (http://ebekunt.wordpress.com). Blassic dan Jones, sebagaimana
dikutip oleh Warkitri ddk. (1990 : 8.3), menyatakan bahwa kesulitan belajar
adalah terdapatnya suatu jarak antara prestasi akademik yang diharapkan dengan
prestasi akademik yang diperoleh. Mereka selanjutnya menyatakan bahwa individu
yang mengalami kesulitan belajar adalah individu yang normal inteligensinya,
tetapi menunjukkan satu atau beberapa kekurangan penting dalam proses belajar,
baik persepsi, ingatan, perhatian, ataupun fungsi motoriknya.
Sementara itu Siti Mardiyanti dkk.
(1994 : 4 – 5) menganggap kesulitan belajar sebagai suatu kondisi dalam proses
belajar yang ditandai oleh adanya hambatan tertentu untuk mencapai hasil
belajar. Hambatan tersebut mungkin disadari atau tidak disadari oleh yang
bersangkutan, mungkin bersifat psikologis, sosiologis, ataupun fisiologis dalam
proses belajarnya.
Dari penjelasan di atas, dapat penulis
simpulkan bahwa kesulitan belajar merupakansuatu kondisi dimana terdapat suatu
jarak antara prestasi akademik yang diharapkan dengan yang diperoleh yang
ditandai oleh adanya hambatan tertentu baik bersifat psikologis, sosiologis
maupun fisiologis dalam proses belajar.
Salah satu cara pemberian bantuan
kepada peserta didik yang mengalami kesulitan belajar adalah berupa prosedur
dan langkah-langkah yang sistematis yang disebutDiagnosis Kesulitan Belajar
dan pengajaran perbaikan.(Etty Kratikawati dan Willem Lusikooy; 1993/1994).
Diagnosis merupakan istilah yang
diadopsi dari bidang medis. Menurut Thorndike dan Hagen (Abin S.M., 2002 :
307), diagnosis dapat diartikan sebagai berikut (Ebekunt:2009,http://ebekunt.wordpress.com) :
1.
Upaya atau proses menemukan kelemahan
atau penyakit (weakness, disease) apa yang dialami seseorang dengan
melalui pengujian dan studi yang seksama mengenai gejala-gejalanya (symtoms);
2. Studi yang seksama terhadap fakta
tentang suatu hal untuk menemukan karakteristik atau kesalahan-kesalahan dan
sebagainya yang esensial;
3.
Keputusan yang dicapai setelah
dilakukan suatu studi yang saksama atas gejala-gejala atau fakta-fakta tentang
suatu hal.
Dari penjelasan di atas, dapat penulis buat suatu kesimpulan
bahwa Diagnosis Kesulitan Belajar merupakan suatu prosedur
dalam memecahkan kesulitan belajar dengan mengidentifikasi jenis dan
karakteristiknya, serta latar belakang dari suatu kelemahan tertentu, serta
mengimplikasikan suatu upaya untuk meramalkan kemungkinan dan menyarankan
tindakan pemecahannya.
B. Gejala dan Ciri Kesulitan Belajar
1.
Gejala Kesulitan Belajar
Kesulitan atau masalah belajar dapat
dikenal berdasarkan gejala yang dimanifestasikan dalam berbagai bentuk
perilaku, baik secara kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Menurut Warkitri
dkk, 1990 : 8.5 – 8.6 (Ebekunt;2009, http://ebekunt.wordpress.com), individu
yang mengalami kesulitan belajar menunjukkan gejala sebagai berikut:
a.
Hasil belajar yang dicapai rendah dibawah rata-rata
kelompoknya.
b.
Hasil belajar yang dicapai sekarang
lebih rendah dibanding sebelumnya.
c.
Hasil belajar yang dicapai tidak
seimbang dengan usaha yang telah dilakukan.
d.
Lambat dalam melakukan tugas-tugas
belajar.
e.
Menunjukkan sikap yang kurang wajar,
misalnya masa bodoh dengan proses belajar dan pembelajaran, mendapat nilai
kurang tidak menyesal, dst.
f.
Menunjukkan perilaku yang menyimpang
dari norma, misalnya membolos, pulang sebelum waktunya, dst.
g.
Menunjukkan gejala emosional yang
kurang wajar, misalnya mudah tersinggung, suka menyendiri, bertindak agresif,
dst.
Sedang Abu Daud (http://abudaud2010.blogspot.com) menjelaskan bahwaKesulitan belajar
pada dasarnya suatu gejala yang nampak dalam berbagai jenis manifestasi tingkah
laku. Gejala kesulitan belajar akan dimanifestasikan baik secara langsung
maupun tidak langsung, juga dalam berbagai bentuk tingkah laku. Misalnya saja,
sesuai dengan pengertian kesulitan belajar, tingkah laku yang
dimanifestasikannya ditandai dengan adanya hambatan-hambatan tertentu. Gejala
ini akan tampak dalam aspek motorik, kognitif, konatif (kehendak) dan afektif
baik dalam proses maupun hasil belajar yang dicapainya. Contoh sulit dan lambat
dalam berkomunikasi.
Dari kutipan di atas, dapat dibuat
sebuah kesimpulan bahwa gejala-gejala yang menunjukkan individu mengalami
kesulitan belajar, yaitu:
1.
Hasil belajar yang dicapai berada
dibawah rata-rata kelas, lebih rendah dari hasil belajar sebelumnya, serta
tidak seimbang dengan usaha yang telah dilakukan.
2.
Individu lambat dalam mengerjakan
tugas-tugas sekolah yang diberikan oleh guru.
3.
Menunjukkan sikap yang masa bodoh,
sering bolos ataupun tidak masuk sekolah, serta mudah tersinggung dan
menyendiri.
2.
Ciri Kesulitan Belajar
Adapun ciri-ciri kesulitan belajar yang dialami oleh
siswa seperti berikut ini (Mutiara Endah; 2010, http://mutiaraendah.wordpress.com):
a.
Gangguan persepsi visual:
1) Melihat huruf/angka dengan posisi
yang berbeda dari yang tertulis, sehingga seringkali terbalik dalam menuliskan
kembali
2) Sering tertinggal huruf dalam
menulis
3) Menuliskan kata dengan urutan yang
salah misalnya ibu jadi ubi
4) Sulit memahami kanan dan kiri
5) Bingung membedakan antara obyek
dengan latar belakang
6) Sulit mengkoordinasi antara mata
(penglihatan) dengan tindakan (tangan, kaki, dan lain-lain)
b.
Gangguan persepsi auditori
1) Sulit membedakan bunyi: menangkap
secara berbeda apa yang didengarnya
2) Sulit memahami perintah terutama
perintah yang diberikan dalam jumlah banyak dan kalimat yang panjang
3) Bingung dan kacau dengan bunyi yang
datang dari berbagai penjuru sehingga sulit mengikuti diskusi karena saat
mencoba mendengar sebuah informasi sudah mendapatkan gangguan dari suara lain
di sekitarnya
c.
Gangguan bahasa
1) Sulit menangkap dan memahami kalimat
yang dikatakan kepadanya
2) Sulit mengkoordinasikan/mengatakan
apa yang sedang dipikirkan
d.
Gangguan persepsi –motorik
1) Kesulitan motorik halus (sulit
mewarnai, menggunting, melipat, menempel, menulis rapi, memotong, dll )
2) Memiliki masalah dalam koordinasi
dan disorientasi yang mengakibatkan canggung dan kaku dalam eraknya
e.
Hiperaktivitas
1) Sukar mengontrol aktivitas motorik
dan selalu bergerak/menggerakkan sesuatu (tidak bisa diam)
2) Berpindah-pindah dari satu tugas ke
tugas berikutnya tanpa menyelesaikan terlebih dahulu
3) Impulsif
f.
Kacau (distractibility)
1) Tidak dapat membedakan stimulus yang
penting dan tidak penting
2) Tidak teratur, karena tidak memiliki
urutan-urutan dalam proses berpikir
3) Perhatiannya sering berbeda dengan
apa yang sedang dikerjakan (melamun/berhayal saat belajar di kelas)
Dari penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa ciri-ciri
kesulitan belajar yang dialami oleh siswa, yaitu:
a.
Dilihat dari pesepsi visualnya, ciri-ciri kesulitan belajar
yang dialami oleh siswa seperti pada saat menulis, siswa sering menulis dengan
salah satu huruf yang tertinggal atau tidak lengkap.
b.
Dilihat dari persepsi auditori, ciri-cirinya seperti siswa
sulit memahami perintah yang disampaikan oleh guru.
c.
Dilihat dari segi bahasa, cirinya seperti siswa sulit
memahami kalimat yang disampaikn kepadanya serta sulit mengungkapkan apa yang
sedang dipikirkannya.
C. Latar Belakang Timbulnya Kesulitan
Belajar
Menurut Burton, sebagaimana dikutip
oleh Abin S.M. (2002 : 325-326), faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan
belajar individu dapat berupa faktor internal, yaitu yang berasal dari dalam
diri yang bersangkutan, dan faktor eksternal, adalah faktor yang berasal dari
luar diri yang bersangkutan (Ebekunt; 2009, http://ebekunt.wordpress.com):
1.
Faktor Internal
Yang dimaksud dengan faktor internal
adalah faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik. Faktor ini dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu faktor kejiwaan dan faktor kejasmanian.
a.
Faktor kejiwaan, antara lain :
1)
Minat terhadap mata pelajaran kurang;
2)
Motif belajar rendah;
3)
Rasa percaya diri kurang;
4)
Disiplin pribadi rendah;
5)
Sering meremehkan persoalan;
6)
Sering mengalami konflik psikis;
7)
Integritas kepribadian lemah.
b.
Faktor kejasmanian, antara lain :
1)
Keadaan fisik lemah (mudah terserang
penyakit);
2)
Adanya penyakit yang sulit atau tidak
dapat disembuhkan;
3)
Adanya gangguan pada fungsi indera;
4)
Kelelahan secara fisik.
2. Faktor Eksternal
Yang dimaksud dengan faktor eksternal
adalah faktor yang berada atau berasal dari luar peserta didik. Faktor ini
dapat dibedakan menjadi dua : faktor instrumental dan faktor lingkungan.
a.
Faktor instrumental
Faktor-faktor
instrumental yang dapat menyebabkan kesulitan belajar mahasiswa antara lain :
1)
Kemampuan profesional dan kepribadian dosen yang tidak
memadai;
2)
Kurikulum yang terlalu berat bagi
pesert didik;
3)
Program belajar dan pembelajaran yang tidak tersusun dengan
baik;
4)
Fasilitas belajar dan pembelajaran yang tidak sesuai dengan
kebutuhan.
b.
Faktor lingkungan
Faktor
lingkungan meliputi lingkungan sosial dan lingkungan fisik. Penyebab kesulitan
belajar yang berupa faktor lingkungan antara lain :
1)
Disintegrasi atau disharmonisasi
keluarga;
2)
Lingkungan sosial sekolah yang tidak
kondusif
3)
Teman-teman bergaul yang tidak baik;
4)
Lokasi kampus yang tidak atau kurang
cocok untuk pendidikan.
D. Tujuan Pelaksanaan Kegiatan
Diagnosis Kesulitan Belajar
Ramdhani (http://feyra-gokil.blogspot.com) menjelaskan bahwa setiap kegiatan
yang dilakukan mempunyai tujuan yang baik yang ingin dicapai, dilakukan baik
secara langsung maupun tidak langsung, begitu pula dengan kegiatan ini.
Pelaksanaan kegiatan Diagnosis Kesulitan Belajar melibatkan guru dan siswa,
maka tujuan yang ingin dicapai juga berbeda antara guru dan siswa.
1. Siswa
Tujuan yang hendak dicapai setelah
pelaksanaan kegiatan diagnosis kesulitan belajar ini bagi siswa adalah :
a.
Siswa memahami dan mengetahui kekeliruannya.
b.
Siswa memperbaiki kesalahannya
c.
Siswa dapat memilih cara atau metode untuk memperbaiki
kesalahannya
d.
Siswa dapat menguasai pelajaran dengan baik.
e.
Siswa dapat meningkatkan prestasi belajarnya.
2. Guru
Adapun tujuan pelaksanaan kegiatan
Diagnosis Kesulitan Belajar bagi Guru adalah :
a.
Guru mengetahui kelemahan dalam proses belajar –mengajar.
b.
Guru dapat memperbaiki kelemahannya tersebut.
c.
Guru dapat memberikan layanan yang optimal kepada siswa
sesuai dengan keadaan diri siswa perkembangannya siswa dapat terlaksana dengan
baik.
E. Upaya Mengatasi Kesulitan Belajar
yang Dialami Siswa
Menurut Hallen A: 2005 (Mayasa: 2012, http://m4y-a5a.blogspot.com), langkah-langkah yang perlu
ditempuh guru untuk mengatasi kesulitan belajar siswa, dapat dilakukan dalam
enam tahap. Adapun keenam tahap tersebut, yaitu:
1.
Mengenal siswa yang mengalami kesulitan belajar
Cara yang paling mudah untuk
mengenali siswa yang mengalami kesulitan belajar adalah dengan cara mengenali
nama siswa.
2.
Memaham sifat dan jenis kesulitan belajarnya
Langkah kedua dalam mengatasi
kesulitan belajar adalah mencari dalam mata pelajaran apa saja siswa ini
(kasus) mengalami kesulitan dalam belajar.
3.
Menetapkan latar belakang kesulitan belajar
Langkah ini bertujuan untuk
memperoleh gambaran tentang latar belakang yang menjadi sebab timbulnya
kesulitan belajar baik yang terletak di dalam diri siswa sendiri maupun diluar
dirinya.
4.
Menetapkan usaha-usaha bantuan
Setelah diketahui sifat dan jenis
kesulitan serta latar belakangnya, maka langkah selanjutnya ialah menetapkan
beberapa kemungkinan tindakan-tindakan usaha bantuan yang akan diberikan,
berdasarkan data yang akan di peroleh.
5.
Pelaksanaan bantuan
Langkah ini merupakan pelaksanaan dari
langkah sebelumnya, yakni melaksanakan kemungkinan usaha bantuan. Pemberian
bantuan diaksanakan secara terus-menerus dan terah dengan disertai penilaian
yang tepat sampai pada saat yang telah diperkirakan.
6.
Tindak lanjut
Tujuan langkah ini untuk menilai
sampai sejauh manakah tindakan pemberian bantuan telah mencapai hasil yang
diharapkan. Tindak lanjut dilakukan secara terus-menerus, dengan langkah ini
dapat diketahui keberhasilan usaha bantuan.
Etty Kartikawati dan Willem Lusikooy. 1993/1994. Materi
Pokok; Profesi Keguruan PGSM3904/2SKS Modul 1-6. Jakarta: Universitas
Terbuka, Depdikbud.
Roy Ihsan. 2011. Persepsi Peserta Didik Tentang
Manfaat Kegiatan Ekstrakurikuler Bagi Pengembangan Diri Di MTS Darul Ulum
Kiawai Kab. Pasaman Barat (SKRIPSI).Padang; BK STKIP PGRI.
Puspita Sari. 2012. Pendapat Peserta Didik Terhadap
Kegiatan Ekstrakurikuler Dalam Pengembangan Diri Di SMP Negeri 28 Padang
(SKRIPSI). Padang; BK STKIP PGRI.
Gebrielleizious. 2011. Diagnosis Kesulitan Belajar. http://gebriellucifer.blogspot.com. Minggu, 14 Agustus 2011
Mutiara Endah. 2010. Ciri-Ciri Kesulitan Belajar. http://mutiaraendah.wordpress.com. 10 Januari 2010.
Ramdhani. 2011. Tujuan Pelaksanaan Diagnosis
Kesulitan Hasil Belajar. http://feyra-gokil.blogspot.com. Juli 2011. Jam 10:21 WIB.
Mayasa. 2012. Langkah-Langkah Mengatasi Kesulitan
Belajar. http://m4y-a5a.blogspot.com. Juni 2012. Jam 00:30 WIB.